Rabu, 07 Mei 2014

macam-macam pantun



pantun agama


Sungguh indah pintu dipahat
    Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
    Taat selalu perintah Tuhan

Belatuk di atas dahan  
    Terbang pergi ke lain pokok
Hidup mati ditangan Tuhan
    Kepada Allah kita bermohon
Daun tetap di atas dulang
   
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
    Perbuatan haram jangan dicuba
    
Kulit lembu celup samak
    Mari buat tapak kasut
Harta dunia janganlah tamak
    Kalau mati tidak diikut

Pak Kulup anak juragan
   Mati diracun muntahkan darah
Hidup di dunia banyak dugaan
   Kepada Allah kita berserah

Sayang-sayang buah kepayang
    Buah kepayang hendak dimakan
Manusia hanya boleh merancang
    Kuasa Allah menentukan


pantun adat

Lebat daun bunga tanjung      
  Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung    
  Baru terpelihara adat pesaka

Gadis Aceh berhati gundah     
  Menanti teruna menghulur tepak
Gula manis sirih menyembah
  Adat dijunjung dipinggir tidak


Manis sungguh gula Melaka    
 Jangan dibancuh dibuat serbat
Sungguh teguh adat pusaka  
 Biar mati anak jangan mati adat

Menanam kelapa di Pulau Bukum
   Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum     
   Hukum bersandar di Kitab Allah

Buah berangan di rumpun pinang
   Limau kasturi berdaun muda       
Kalau berkenan masuklah meminang
  Tanda diri beradat budaya

Laksamana berbaju besi
  Masuk ke hutan melanda-landa
Hidup berdiri dengan saksi
  Adat berdiri dengan tanda 

Berbuah lebat pohon mempelam           
  Rasanya manis dimakan sedap
Bersebarlah adat seluruh alam         
  Adat pusaka berpedoman kitab

Ikan berenang di dalam lubuk
    Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
    Adat sirih pulang ke gagang

Pokok pinang ditanam rapat
   Puyuh kini berlari-lari
Samalah kita menjunjung adat        
  Tunggak budaya semai dihati

Bukan kacang sebarang kacang
     Kacang melilit si kayu jati
Bukan datang sebarang datang         
    Datang membawa hajat di hati


Budak-budak berlari ke padang
    Luka kaki terpijak duri
Berapa tinggi Gunung Ledang
    Tinggi lagi harapan kami


Helang berbega Si Rajawali           
   Turun menyambar anak merbah
Dari jauh menjunjung duli        
   Sudah dekat lalu menyembah

Angin kencang turunlah badai
    Seumur hidup cuma sekali
Tunduk kepala jatuh ke lantai      
   Jari sepuluh menjunjung duli

Gobek cantik gobek cik puan
  Sirih dikunyah menjadi sepah
Tabik encik tabiklah tuan
  Kami datang membawa sembah

Doa mustajab selalu terkabul
   Kepada Allah kita panjatkan
Sebelum berlangsung ijab dan kabul
   Majlis berinai kita dulukan

Pantun remaja
Ada udang di atas batu
Ada batu dalam perahu
Jangan dinda jauh dariku
Aku selalu sayang padamu

Buah salak buah kuini
Buah mangga buah duku
Kuberikan coklat yang enak ini
Sebagai tanda cintaku padamu

Rasa sepat buah kuini
Pepaya dingin dicampur nenas
Pada saat valentin ini
Mari dinginkan hati yang panas

Pedagang keramik pulang ke mudik
Pedagang kain berjualan di Tanah Abang
Sungguh cantik wajah adik
Kalo berjalan pinggulnya bergoyang

Jatuh bangun aku mencintaimu
Namun dirimu tak mau mengerti
Kubawakan segenggam cinta
namun kau meminta diriku
membawakan bulan kepangkuanmu

pantun teka-teki

Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?

Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi


Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?

Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya

Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?

Pantun Muda-Mudi

Walaupun enak makan dengan bakwan
Lebih enak makan dengan tahu
Walaupun enak jalan dengan teman
Lebih enak jalan dengan kamu

Manis manis sekepal gula
Lebih manis sesendok madu
Manis manis senyum si janda
Lebih manis senyum bibirmu

PANTUN NASEHAT

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat



Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding


Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju

Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana

Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci

Bunga mawar bunga melati
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya

Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati


Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.


Tiap nafas tiadalah kekal,
Siapkan bekal menjelang wafat.
Turutlah Nabi siapkan bekal,
Dengan sebar ilmu manfaat.


Ayam boleh, ikan pun boleh
Yang penting ada nasinya
Hitam boleh, Putih pun boleh
Yang penting baik hatinya

Hari ini tidak punya henpon
Kampungan tampaknya
Kalau sehari tidak ditelepon
Kelimpungan rasanya

McDonald tak lagi oke
Lebih enak makan KFC
Abang tak menjemput sore-sore
Jangan datang-datang lagi ke sini

resah kucing di pintu dapur
karena ikan tak kunjung dilempar
resah hati tak bisa tidur
karena adik tak kunjung dilamar

Ada damak ada ipuh,
Naik ke bukit nampak sumpitnya;
Emas perak senang disepuh,
Kalau besi nampak karatnya.

Ada rumah tidak berpintu,
Ada pintu tidak bertingkap;
Rimau garang memang begitu,
Mengaum saja tidak menangkap.

Ambil kain cuba dilipat,
Kain batik bunganya rapat;
Puas dipancing ikan tak dapat,
Cabut joran alih tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar