Rabu, 07 Mei 2014

RPP SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                         : MIN Tembilahan Kota
Mata Pelajaran                       : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester                       : III/II
Alokasi Waktu                         : 2 x 35 Menit (1x pertemuan)

Standar Kompetensi              : 3.    Mengenal peristiwa kerasulan Muhammad SAW

Kompetensi Dasar                 : 3.2.  Mengambil ibrah peristiwa kerasulan Muhammad SAW

Indikator                                  :
-        Siswa dapat menyebutkan  umur Nabi Muhammad ketika ikut dengan pamannya
-        Siswa dapat menyebutkan tanggal berapa Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama
-        Siswa dapat menyebutkan surah yang pertama kali diturunkan
-        Siswa dapat menyebutkan surah yang kedua diturunkan
-        Siswa dapat menyebutkan ibrah dari peristiwa kerasulan Nabi Muhammad

I.         Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat:
-        Menyebutkan  umur Nabi Muhammad ketika ikut dengan pamannya
-        Menyebutkan tanggal berapa Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama
-        Menyebutkan surah yang pertama kali diturunkan
-        Menyebutkan surah yang kedua diturunkan
-        Menyebutkan ibrah dari peristiwa kerasulan Nabi Muhammad
Karakter siswa yang diharapkan:
-          Religious
-          Jujur
-          Tanggun jawab

II.      Materi Pembelajaran: Kerasulan Nabi Muhammad SAW
III.   Metode Pembelajaran: Metode ceramah, Tanya jawab
IV.    Langkah-langkah Pembelajaran
A.     Kegiatan Awal
1.      Menarik perhatian siswa
-        Mengucapkan salam
-        Berdoa
-        Absensi
2.      Apersepsi  yaitu mengaitkan materi minggu lalu dengan materi hari ini (“Anak-anak.,,,, minggu kemaren kita telah belajar tentang materi kelahiran Nabi Muhammad, siapa yang ingat,,,,,tanggal berapa Nabi Muhammad lahir…….? Nah,,,,,,anak-anak pernah mendengar cerita Nabi Muhammad menikah dengan seorang saudagar kaya raya..?? siapa tau,,,, siapa nama perempuan yang beruntung tersebut?... nah hari ini kita belajar mengenai masa sebelum Nabi menjadi rasul dan pertemuannya dengan perempuan beruntung tersebut?)
3.      Motivasi (anak-anak…. Setelah kita mengetahui cerita tentang bagaimana kehidupan Nabi, kita bisa menjadi anak yang jujur, karena Allah menyukai anak yang jujur dan bertanggung jawab)
4.      Acuan (Guru menjelaskan tujuan pembelajaran)

B.      Kegiatan Inti
1.      Eksplorasi
-          Guru menggali pengetahuan siswa tentang kehidupan Nabi SAW sebelum jadi Rasul
2.      Elaborasi
-          Guru menanyakan siapa sebenarnya Nabi Muhammad
-          Guru membenarkan jawaban siswa
-          Guru menjelaskan materi kehidupan Nabi sebelum menjadi Rasul hingga menerima wahyu kedua menggunakan media power point
-          Guru melakukan tanya jawab tentang penjelasan materi tersebut
-          Siswa menjawab dengan semangat
3.      Konfirmasi
-          Guru menanyakan kepada siswa tentang materi apakah masih ada yang belum mengerti
C.      Kegiatan Akhir
-          Guru meminta salah seorang siswa menyimpulkan materi
-          Guru memberi penguatan dengan memberikan PR
-          Guru mengakhiri dengan mengucapkan hamdalah dan salam

V.       Sumber/alat/media:
Sumber                :   Buku paket Bina Sejarah Kebudayaan Islam untuk MI kelas III,   Penerbit Erlangga.
Alat                             :    Spidol, papan tulis
Media                         :    Power Point

VI.    Penilaian:
Teknik          : Tertulis
Bentuk         : Essay
Instrumen   : Test soal
Pengayaan   : PR

Soal!
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!                              Skor
1.      Berapa usia  umur Nabi Muhammad ketika ikut dengan pamannya?                  (15)
2.      Pada tanggal berapa Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama?              (15)
3.      Surah apa yang pertama kali diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad?         (15)
4.      Surah apa yang kedua diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad?                    (15)
5.      Apa ibrah yang bisa diambil dari peristiwa kerasulan Nabi Muhammad?           (40)

Kunci Jawaban!
1.      Pada usia 8 tahun
2.      17 Ramadhan 661 M
3.      Surah Al Alaq: 1-5
4.      Surah Muddasir: 1-7
5.      Ibrah yang dapat diambil dari peristiwa kerasulan Nabi Muhammad yaitu:
-          Meskipun kita berada di lingkungan orang-orang berbuat maksiat dan dosa, kita harus tetap teguh berada di jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam.
-          Memilih teman atau sahabat hendaklah berdasarkan akhlak dan perilaku yang baik. Sebagaimana Khadijah memilih Nabi Muhammad, bukan memandang kaya atau miskin tetapi karena sikap dan budi pekertinya yang baik.
-          Memberi manfaat kepada orang lain adalah sesuatu yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Bagaimana beliau memikirkan dan memperbaiki keadaan kaumnya yang rusak.
-          Allah SWT akan memberi petunjuk atau jalan keluar bagi siapa saja yang mohon dalam doanya secara bersungguh-sungguh dan dengan hati yang ikhlas. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mendapat petunjuk wahyu untuk menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.

                           Mengetahui,                                                           Tembilahan,  Desember 2013
                         Kepala Sekolah                                                                Guru Mata Pelajaran



         (Lisa Mila Puspita, S.Ag., M.Ag.)                                         (Yona Lisa Putri, S.Pd.I.)





MATERI: KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW
A.     Kehidupan Nabi Muhammad SAW Sebelum Diangkat Menjadi Rasul
Sejak kakeknya meninggal, Nabi Muhammad SAW tinggal dengan pamannya yang bernama Abu Thalib yang ketika itu berusia 8 tahun. Sejak kecil beliau dikenal sebagai anak yang memiliki sifat terpuji. Siapapun yang mengasuhnya pasti akan merasa senang. Karena kejujurannya, beliau dijuluki Al Amin artinya yang dapat dipercaya. Ketika masih dalam asuhan Halmiah, Nabi ikut gembala kambing dan  bergaul dengan anak-anak desa. Beliau sangat disenangi teman-temannya. Walaupun Nabi adalah cucu Abdul Muthalib yang sangat dihormati dan disegani oleh kaum Quraisy, namun beliau tidak sombong. Beliau juga suka memaafkan temannya yang bersalah atau sebaliknya tanpa segan-segan beliau meminta maaf apabila melakukan kesalahan. Oleh karena itu, beliau sangat disenangi dan disayangi oleh teman-temannya. Pernah suatu ketika, Abu Thalib mengajak Nabi Muhammad SAW untuk menyembah berhala. Namun dengan jawaban sopan dan permohonan maaf, beliau menolaknya. Abu Thalib pun sejak itu tidak pernah mengajaknya lagi untuk menyembah berhala.
B.     Kebijakan Nabi Muhammad dalam Peristiwa Peletakan Hajar Aswad
Ketika berusia 35 tahun, kaum Quraisy bekerja sama memperbaiki ka’bah yang rusak akibat banjir  yang melanda kota Mekah, terjadilah perselisihan diantara mereka untuk meletakkan hajar aswad ke tempat semula. Berdasarkan usul Umayyah bin Mughirah merekapun sepakat bahwa siapa yang pertama kali masuk melalui pintu shafa maka orang itulah yang bisa memutuskan dimana letak hajar aswad. Dan ternyata, pagi itu orang yang pertama masuk dari pintu shafa adalah Nabi Muhammad. Dengan gembira mereka berseru:”Ini dia Al-Amin, kami rela menerima keputusannya”. Setelah Nabi Muhammad men gerti masalahnya, beliau membentangkan sehelai kain. Hajar aswad diletakkan di tengah-tengah, kemudian beliau meminta setiap kepala suku memegang tepi kain itu dan mengangkatnya bersama-sama, sedangkan beliau sendiri yang meletakkan pada tempatnya. Dengan demikian, semua suku merasa mendapat kehormatan dan perselisihan pun dapat dihindari. Semua suku merasa sangat puas dengan keputusan tersebut. Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya beliau bisa menyelesaikan permasalahan ini tanpa adanya perselisihan. Semua suku sangat puas dengan keputusan tersebut.
C.      Pernikahan Nabi Muhammad dengan Khadijah Bin Khuwalid
Ketika usia Nabi Muhammad menjelang 25 tahun, di kota Mekkah ada seorang wanita yang terkenal sebagai pedagang kaya raya bernama Khadijah. Khadijah sangat takjud dengan tanggung jawab, kejujuran dan budi pekerti Nabi apalagi ketika Maisarah menceritakan pengalamannya bersama Nabi dan keberhasilannya dalam berdagang ke negeri Syam. Dengan itu semua, Khadijah berniat untuk menikah dengan Nabi Muhammad. Khadijah pun menyampaikan isi hatinya kepada Nabi Muhammad dengan perantara sahabat karibnya Nafisah binti Muniyah. Dengan kesepakatan kedua belah pihak yaitu Abu Thalib dari pihak Nabi dan Amir Al Asad dari pihak Khadijah, pernikahanpun berlangsung dengan mas kawin berupa 20 ekor unta. Ketika itu Nabi Muhammad SAW telah berusia 25 tahun dan Khadijah telah berusia 40 tahun. Rumah tangga mereka sangat harmonis dan sejahtera saling menyayangi dan membantu. Dari pernikahannya dengan Khadijah, beliau mempunyai anak 2 orang laki-laki dan 4 orang perempuan yaitu Qasim, Zainab,Raqayyah, Ummu Kalsum, Fatimah dan Abdullah.
D.     Peristiwa Turunnya Wahyu
Ketika Nabi Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau sering ber Uzlah yaitu mengasingkan diri untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT. Tempat Beliau ber ‘Uzlah adalah di Gua Hira yang berada di Jabal Nur,yaitu sebuah bukit yang terletak kira-kira 5 km sebelah utara kota Mekkah. Gua Hira sempit dan gelap, dan jalan menujunya pun sangat licin dan terjal, hanya orang yang memiliki keberanian dan keteguhan hati yang mampu memasuki gua itu.
Tujuan Nabi ber ‘Uzlah antara lain untuk beribadah, memohon petunjuk dari Allah SWT agar dapat meluruskan kepercayaan dan memperbaiki akhlak bangsa Arab.  Setelah usia Nabi genap 40 tahun, tampaklah tanda-tanda kerasulan pada dirinya, yaitu berupa mimpi yang benar dan sering dating seperti fajar yang terang di pagi hari. Mimpi tersebut ia alami selama enam bulan.
Sampai pada suatu malam bulan Ramadhan, ketika Nabi ber ‘Uzlah di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah. Peristiwa itu terjadi pada malam tanggal 17 Ramadhan 661 M yaitu surah Al Alaq:1-5.  Setelah menerima wahyu tersebut, beliau gemetar dan sangat ketakutan, badannya menggigil dan berkeringat. Beliau turun dari Gua Hira dan pulang menemui istrinya. Khadijah merasa heran dan segera menanyakan apa yang terjadi. Nabi berkata:”Selimutilah aku,”. Dengan penuh kasih sayang Khadijah pun menyelimutinya. Setelah hilang rasa takutnya iapun menceritakan semua yang dialaminya ketika berada di Gua Hira.
Untuk menentramkan hati Nabi, Khadijah membawa beliau kepada pamannya Waraqah bin Naufal yaitu seorang Nasrani dan ahli kitab yang terkemuka serta banyak mengetahui isi kitab Taurat dan Injil. Beliau menceritakan semuanya, sedangkan Waraqah memerhatikannya, kemudian membuka kitab tersebut lalu berkata:”Demi Allah, Maha suci,Hai saudaraku, yang dating kepadamu itu adalah Malaikat Jibril, yang pernah datang kepada Nabi Musa As. Sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah orang yang terpilih menjadi rasul Allah Swt. Sekiranya umurku panjang, dan ketika kelak kaummu mengusirmu, niscaya aku akan ikut membelamu dengan sekuat tenaga.”.
Setelah mendapat nasihat dari Waraqah bin Naufal, Nabi Muhammad SAW berharap menerima perintah selanjutnya. Namun beberapa hari lamanya wahyu berikutnya tidak kunjung datang. Beliau mulai ragu dengan apa yang dialaminya. Beliau pun selalu datang ke Gua Hira itu sebagaimana kebiasaannya. Dalam sejarah Islam masa terputus wahyu tersebut disebut dengan Fathul Wahyi (masa berselangnya waktu).
Namun ketika Nabi sedang berjalan di suatu tempat, tiba-tiba beliau mendengar suara gemuruh dari langit. Suara itu makin dekat dan terdengar suara memanggil” Ya Muhammad, engkau adalah utusan Allah”. Nabi Muhammad merasa takut sekali mendengar suara itu, beliau segera pulang dan minta diselimuti seperti dahulu. Ketika sedang berselimut, suara terdengar lagi dengan jelas membacakan wahyu:”Hai orang-orang yang berselimut! Bangunlah……….(Surah Al Muddassir 1-7). Ayat inilah yang mula-mula memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyeru manusia kepada agama Allah.
E.      Ibrah yang Perlu di Teladani
-          Meskipun kita berada di lingkungan orang-orang berbuat maksiat dan dosa, kita harus tetap teguh berada di jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam.
-          Memilih teman atau sahabat hendaklah berdasarkan akhlak dan perilaku yang baik. Sebagaimana Khadijah memilih Nabi Muhammad, bukan memandang kaya atau miskin tetapi karena sikap dan budi pekertinya yang baik.
-          Memberi manfaat kepada orang lain adalah sesuatu yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Bagaimana beliau memikirkan dan memperbaiki keadaan kaumnya yang rusak.
-          Allah SWT akan memberi petunjuk atau jalan keluar bagi siapa saja yang mohon dalam doanya secara bersungguh-sungguh dan dengan hati yang ikhlas. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mendapat petunjuk wahyu untuk menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar