RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MIN Tembilahan Kota
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : III/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1x pertemuan)
Standar Kompetensi : 3. Mengenal peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Kompetensi Dasar : 3.2. Mengambil ibrah
peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Indikator :
-
Siswa dapat menyebutkan umur Nabi Muhammad ketika ikut dengan
pamannya
-
Siswa dapat menyebutkan tanggal berapa Nabi
Muhammad mendapatkan wahyu pertama
-
Siswa dapat menyebutkan surah yang pertama kali
diturunkan
-
Siswa dapat menyebutkan surah yang kedua
diturunkan
-
Siswa dapat menyebutkan ibrah dari peristiwa
kerasulan Nabi Muhammad
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan
dapat:
-
Menyebutkan
umur Nabi Muhammad ketika ikut dengan pamannya
-
Menyebutkan tanggal berapa Nabi Muhammad
mendapatkan wahyu pertama
-
Menyebutkan surah yang pertama kali diturunkan
-
Menyebutkan surah yang kedua diturunkan
-
Menyebutkan ibrah dari peristiwa kerasulan Nabi
Muhammad
Karakter siswa yang
diharapkan:
-
Religious
-
Jujur
-
Tanggun jawab
II. Materi Pembelajaran: Kerasulan
Nabi Muhammad SAW
III. Metode Pembelajaran: Metode
ceramah, Tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Menarik perhatian siswa
-
Mengucapkan salam
-
Berdoa
-
Absensi
2. Apersepsi yaitu mengaitkan materi minggu lalu dengan
materi hari ini (“Anak-anak.,,,, minggu kemaren kita telah belajar tentang
materi kelahiran Nabi Muhammad, siapa yang ingat,,,,,tanggal berapa Nabi
Muhammad lahir…….? Nah,,,,,,anak-anak pernah mendengar cerita Nabi Muhammad
menikah dengan seorang saudagar kaya raya..?? siapa tau,,,, siapa nama
perempuan yang beruntung tersebut?... nah hari ini kita belajar mengenai masa
sebelum Nabi menjadi rasul dan pertemuannya dengan perempuan beruntung
tersebut?)
3. Motivasi (anak-anak…. Setelah
kita mengetahui cerita tentang bagaimana kehidupan Nabi, kita bisa menjadi anak
yang jujur, karena Allah menyukai anak yang jujur dan bertanggung jawab)
4. Acuan (Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran)
B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
-
Guru menggali pengetahuan siswa tentang
kehidupan Nabi SAW sebelum jadi Rasul
2. Elaborasi
-
Guru menanyakan siapa sebenarnya Nabi Muhammad
-
Guru membenarkan jawaban siswa
-
Guru menjelaskan materi kehidupan Nabi sebelum
menjadi Rasul hingga menerima wahyu kedua menggunakan media power point
-
Guru melakukan tanya jawab tentang penjelasan
materi tersebut
-
Siswa menjawab dengan semangat
3. Konfirmasi
-
Guru menanyakan kepada siswa tentang materi apakah
masih ada yang belum mengerti
C. Kegiatan Akhir
-
Guru meminta salah seorang siswa menyimpulkan
materi
-
Guru memberi penguatan dengan memberikan PR
-
Guru mengakhiri dengan mengucapkan hamdalah dan
salam
V. Sumber/alat/media:
Sumber : Buku paket
Bina Sejarah Kebudayaan Islam untuk MI kelas III, Penerbit Erlangga.
Alat : Spidol,
papan tulis
Media : Power
Point
VI. Penilaian:
Teknik : Tertulis
Bentuk : Essay
Instrumen : Test soal
Pengayaan : PR
Soal!
Jawablah pertanyaan dibawah
ini dengan benar dan tepat! Skor
1. Berapa usia umur Nabi Muhammad ketika ikut dengan
pamannya? (15)
2. Pada tanggal berapa Nabi
Muhammad mendapatkan wahyu pertama? (15)
3. Surah apa yang pertama kali
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad? (15)
4. Surah apa yang kedua
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad? (15)
5. Apa ibrah yang bisa diambil
dari peristiwa kerasulan Nabi Muhammad? (40)
Kunci Jawaban!
1. Pada usia 8 tahun
2. 17 Ramadhan 661 M
3. Surah Al Alaq: 1-5
4. Surah Muddasir: 1-7
5. Ibrah yang dapat diambil dari
peristiwa kerasulan Nabi Muhammad yaitu:
-
Meskipun kita berada di lingkungan orang-orang
berbuat maksiat dan dosa, kita harus tetap teguh berada di jalan yang benar
sesuai dengan ajaran agama Islam.
-
Memilih teman atau sahabat hendaklah
berdasarkan akhlak dan perilaku yang baik. Sebagaimana Khadijah memilih Nabi
Muhammad, bukan memandang kaya atau miskin tetapi karena sikap dan budi
pekertinya yang baik.
-
Memberi manfaat kepada orang lain adalah
sesuatu yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Bagaimana beliau memikirkan dan
memperbaiki keadaan kaumnya yang rusak.
-
Allah SWT akan memberi petunjuk atau jalan
keluar bagi siapa saja yang mohon dalam doanya secara bersungguh-sungguh dan
dengan hati yang ikhlas. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mendapat petunjuk wahyu untuk
menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.
Mengetahui, Tembilahan,
Desember 2013
Kepala
Sekolah Guru
Mata Pelajaran
(Lisa
Mila Puspita, S.Ag., M.Ag.) (Yona
Lisa Putri, S.Pd.I.)
MATERI: KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW
A. Kehidupan Nabi Muhammad SAW Sebelum
Diangkat Menjadi Rasul
Sejak kakeknya meninggal,
Nabi Muhammad SAW tinggal dengan pamannya yang bernama Abu Thalib yang ketika
itu berusia 8 tahun. Sejak kecil beliau dikenal sebagai anak yang memiliki
sifat terpuji. Siapapun yang mengasuhnya pasti akan merasa senang. Karena
kejujurannya, beliau dijuluki Al Amin artinya yang dapat dipercaya. Ketika
masih dalam asuhan Halmiah, Nabi ikut gembala kambing dan bergaul dengan anak-anak desa. Beliau sangat
disenangi teman-temannya. Walaupun Nabi adalah cucu Abdul Muthalib yang sangat
dihormati dan disegani oleh kaum Quraisy, namun beliau tidak sombong. Beliau
juga suka memaafkan temannya yang bersalah atau sebaliknya tanpa segan-segan
beliau meminta maaf apabila melakukan kesalahan. Oleh karena itu, beliau sangat
disenangi dan disayangi oleh teman-temannya. Pernah suatu ketika, Abu Thalib
mengajak Nabi Muhammad SAW untuk menyembah berhala. Namun dengan jawaban sopan
dan permohonan maaf, beliau menolaknya. Abu Thalib pun sejak itu tidak pernah
mengajaknya lagi untuk menyembah berhala.
B. Kebijakan Nabi Muhammad dalam
Peristiwa Peletakan Hajar Aswad
Ketika berusia 35 tahun, kaum
Quraisy bekerja sama memperbaiki ka’bah yang rusak akibat banjir yang melanda kota Mekah, terjadilah perselisihan
diantara mereka untuk meletakkan hajar aswad ke tempat semula. Berdasarkan usul
Umayyah bin Mughirah merekapun sepakat bahwa siapa yang pertama kali masuk
melalui pintu shafa maka orang itulah yang bisa memutuskan dimana letak hajar
aswad. Dan ternyata, pagi itu orang yang pertama masuk dari pintu shafa adalah
Nabi Muhammad. Dengan gembira mereka berseru:”Ini dia Al-Amin, kami rela
menerima keputusannya”. Setelah Nabi Muhammad men gerti masalahnya, beliau
membentangkan sehelai kain. Hajar aswad diletakkan di tengah-tengah, kemudian
beliau meminta setiap kepala suku memegang tepi kain itu dan mengangkatnya
bersama-sama, sedangkan beliau sendiri yang meletakkan pada tempatnya. Dengan
demikian, semua suku merasa mendapat kehormatan dan perselisihan pun dapat
dihindari. Semua suku merasa sangat puas dengan keputusan tersebut. Dengan
kecerdasan dan kebijaksanaannya beliau bisa menyelesaikan permasalahan ini
tanpa adanya perselisihan. Semua suku sangat puas dengan keputusan tersebut.
C. Pernikahan Nabi Muhammad
dengan Khadijah Bin Khuwalid
Ketika usia Nabi Muhammad
menjelang 25 tahun, di kota Mekkah ada seorang wanita yang terkenal sebagai
pedagang kaya raya bernama Khadijah. Khadijah sangat takjud dengan tanggung
jawab, kejujuran dan budi pekerti Nabi apalagi ketika Maisarah menceritakan
pengalamannya bersama Nabi dan keberhasilannya dalam berdagang ke negeri Syam.
Dengan itu semua, Khadijah berniat untuk menikah dengan Nabi Muhammad. Khadijah
pun menyampaikan isi hatinya kepada Nabi Muhammad dengan perantara sahabat
karibnya Nafisah binti Muniyah. Dengan kesepakatan kedua belah pihak yaitu Abu
Thalib dari pihak Nabi dan Amir Al Asad dari pihak Khadijah, pernikahanpun
berlangsung dengan mas kawin berupa 20 ekor unta. Ketika itu Nabi Muhammad SAW
telah berusia 25 tahun dan Khadijah telah berusia 40 tahun. Rumah tangga mereka
sangat harmonis dan sejahtera saling menyayangi dan membantu. Dari
pernikahannya dengan Khadijah, beliau mempunyai anak 2 orang laki-laki dan 4
orang perempuan yaitu Qasim, Zainab,Raqayyah, Ummu Kalsum, Fatimah dan
Abdullah.
D. Peristiwa Turunnya Wahyu
Ketika Nabi Muhammad
mendekati usia 40 tahun, beliau sering ber Uzlah yaitu mengasingkan diri
untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT. Tempat Beliau ber ‘Uzlah adalah
di Gua Hira yang berada di Jabal Nur,yaitu sebuah bukit yang terletak kira-kira
5 km sebelah utara kota Mekkah. Gua Hira sempit dan gelap, dan jalan menujunya
pun sangat licin dan terjal, hanya orang yang memiliki keberanian dan keteguhan
hati yang mampu memasuki gua itu.
Tujuan Nabi ber ‘Uzlah antara
lain untuk beribadah, memohon petunjuk dari Allah SWT agar dapat meluruskan
kepercayaan dan memperbaiki akhlak bangsa Arab.
Setelah usia Nabi genap 40 tahun, tampaklah tanda-tanda kerasulan pada
dirinya, yaitu berupa mimpi yang benar dan sering dating seperti fajar yang
terang di pagi hari. Mimpi tersebut ia alami selama enam bulan.
Sampai pada suatu malam bulan
Ramadhan, ketika Nabi ber ‘Uzlah di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril
membawa wahyu dari Allah. Peristiwa itu terjadi pada malam tanggal 17 Ramadhan
661 M yaitu surah Al Alaq:1-5. Setelah
menerima wahyu tersebut, beliau gemetar dan sangat ketakutan, badannya
menggigil dan berkeringat. Beliau turun dari Gua Hira dan pulang menemui
istrinya. Khadijah merasa heran dan segera menanyakan apa yang terjadi. Nabi
berkata:”Selimutilah aku,”. Dengan penuh kasih sayang Khadijah pun
menyelimutinya. Setelah hilang rasa takutnya iapun menceritakan semua yang
dialaminya ketika berada di Gua Hira.
Untuk menentramkan hati Nabi,
Khadijah membawa beliau kepada pamannya Waraqah bin Naufal yaitu seorang
Nasrani dan ahli kitab yang terkemuka serta banyak mengetahui isi kitab Taurat
dan Injil. Beliau menceritakan semuanya, sedangkan Waraqah memerhatikannya,
kemudian membuka kitab tersebut lalu berkata:”Demi Allah, Maha suci,Hai
saudaraku, yang dating kepadamu itu adalah Malaikat Jibril, yang pernah datang
kepada Nabi Musa As. Sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah orang yang
terpilih menjadi rasul Allah Swt. Sekiranya umurku panjang, dan ketika kelak
kaummu mengusirmu, niscaya aku akan ikut membelamu dengan sekuat tenaga.”.
Setelah mendapat nasihat dari
Waraqah bin Naufal, Nabi Muhammad SAW berharap menerima perintah selanjutnya.
Namun beberapa hari lamanya wahyu berikutnya tidak kunjung datang. Beliau mulai
ragu dengan apa yang dialaminya. Beliau pun selalu datang ke Gua Hira itu
sebagaimana kebiasaannya. Dalam sejarah Islam masa terputus wahyu tersebut
disebut dengan Fathul Wahyi (masa berselangnya waktu).
Namun ketika Nabi sedang
berjalan di suatu tempat, tiba-tiba beliau mendengar suara gemuruh dari langit.
Suara itu makin dekat dan terdengar suara memanggil” Ya Muhammad, engkau
adalah utusan Allah”. Nabi Muhammad merasa takut sekali mendengar suara
itu, beliau segera pulang dan minta diselimuti seperti dahulu. Ketika sedang
berselimut, suara terdengar lagi dengan jelas membacakan wahyu:”Hai
orang-orang yang berselimut! Bangunlah……….(Surah Al Muddassir 1-7). Ayat
inilah yang mula-mula memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyeru manusia kepada
agama Allah.
E. Ibrah yang Perlu di Teladani
-
Meskipun kita berada di lingkungan orang-orang
berbuat maksiat dan dosa, kita harus tetap teguh berada di jalan yang benar
sesuai dengan ajaran agama Islam.
-
Memilih teman atau sahabat hendaklah
berdasarkan akhlak dan perilaku yang baik. Sebagaimana Khadijah memilih Nabi
Muhammad, bukan memandang kaya atau miskin tetapi karena sikap dan budi
pekertinya yang baik.
-
Memberi manfaat kepada orang lain adalah
sesuatu yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Bagaimana beliau memikirkan dan
memperbaiki keadaan kaumnya yang rusak.
-
Allah SWT akan memberi petunjuk atau jalan
keluar bagi siapa saja yang mohon dalam doanya secara bersungguh-sungguh dan
dengan hati yang ikhlas. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mendapat petunjuk wahyu
untuk menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar